Tak Ingin Pulang dari Desa Rubah di Jepang

dscf3589
sangat ganteng

“Jauh-jauh ke Jepang mau lihat kucing?”

Cibir seorang teman saat saya sedang menyusun itinerary untuk liburan musim dingin saya di Jepang. Saya punya cita-cita untuk mampir ke pulau kucing yang terletak di prefektur Miyagi, tepatnya pulau bernama Tashirojima. Setelah riset sana-sini, rencana itu saya batalkan, karena perjalanan ke Tashirojima cukup jauh ditambah harus menyebrang naik feri. Pilihan kedua saya adalah mampir ke Zao Fox Village, alias desa rubah yang juga terletak di prefektur Miyagi.

Kabarnya, ratusan rubah lucu hidup liar di tempat itu dan musim dingin adalah saat paling tepat untuk mengunjungi mereka. Maka berbekal sedikit pengetahuan dari internet dan JR Pass untuk naik kereta cepat ke berbagai pelosok Jepang, saya meluncur ke Zao Fox Village di hari kedua saya menginjakkan kaki di Jepang pada Februari 2018.

 

Lihat Boleh, Jangan Pegang-Pegang

 

Deket-Deket Sama Rubah, Berani Gan?
menunggu makanan datang

Rubah-rubah di tempat ini mayoritas berwarna bulu merah, tapi ada juga yang berwarna hitam (keabu-abuan) dan putih. Rubah-rubah ini dibiarkan hidup liar dalam sebuah area konservasi, meski kamu tetap bisa mendekati mereka. Mereka berkeliaran dengan bebas, ada yang lagi tidur, main, berantem, dan mungkin lewat-lewat di kakimu. Saat baru masuk, petugas akan mengingatkan untuk enggak mengelus atau menggendong rubah, karena mereka hewan liar yang mungkin saja menggigit. Kamu hanya boleh melewati track yang sudah disediakan untuk meminimalisir memasuki kawasan rubah dan membuat mereka merasa terganggu. Kamu juga enggak boleh sembarangan memberi makan rubah karena mereka akan menjadi agresif saat diberi makan. Kamu hanya boleh memberi makan di tempat khusus yang sudah disediakan, dengan makanan yang juga sudah disediakan dan dijual di pintu masuk.

Musim Dingin Saat sedang Gemas-gemasnya

 

Deket-Deket Sama Rubah, Berani Gan?
bertengkar hanya membuat luka

Musim dingin adalah saat yang paling tepat untuk mengunjungi Zao Fox Village. Pada musim dingin rubah-rubah terlihat makin lucu karena bulu-bulu mereka menjadi sangat tebal, menyesuaikan dengan udara yang dingin. Selain itu, pemandangan salju menambah kontras warna-warna bulu rubah ini. Meskipun begitu, tempat ini bisa dikunjungi pada musim lainnya kok. Zao Fox Village buka setiap hari mulai pukul 09.00-17.00. Kamu harus membayar 1000 yen untuk tiket masuk (sekitar 130.000-an rupiah), dan jika ingin membeli makanan untuk rubah juga disediakan dengan harga 100 yen (12.000-an rupiah).

Berbagi Taksi dengan Turis Lain

dscf3555
bukan rubah, hanya pengunjung

Zao Fox Village terletak di perfektur Miyagi, tepatnya di kota Shiroishi. Kota ini memang belum se-populer Kyoto atau Osaka bagi pelancong dari Indonesia. Bahkan saat saya menceritakan perjalanan saya ini pada seorang teman yang tinggal di Osaka, dia pun baru dengar nama Zao Fox Village dan baru lihat ada desa rubah dari foto-foto yang saya perlihatkan. Kota Shiroishi memiliki beberapa titik wisata lain selain desa rubah, tapi belum terlalu terkenal. Meskipun minim informasi, untuk pergi ke sana sebenarnya enggak terlalu sulit. Berikut saya jabarkan agar kamu bisa ke sana juga.

Transportasi

Berangkat

  • Tohoku-Hokkaido Shinkansen (kereta cepat) dengan rute Stasiun Tokyo (Tokyo Station) menuju Stasiun Shiroishi Zao (Shiroishi Zao Station).
  • Dari Shiroishi Zao Station lanjut naik taksi ke Zao Fox Village
Pulang
  • Naik taksi ke stasiun Shiroishi Zao (taksi bisa dipesankan oleh petugas di toko souvenir Zao Fox Village)
  • Naik kereta dengan jalur yang sama seperti berangkat, atau pilih tujuan lain yang kamu mau.
*Jika kamu datang pada hari Selasa atau Jumat, ada bis yang melewati Zao Fox Village. Tapi selain hari itu, hanya bisa naik taksi.
Durasi Perjalanan:
  • Shinkansen 1 jam 49 menit (melewati 6 stasiun)
  • Taksi 20 menit
*Durasi di atas untuk sekali jalan, perjalanan pulang memakan durasi yang sama
Biaya perjalanan:
  • Shinkansen 10.350 yen (sekitar 1.350.000-an rupiah, tapi karena saya pakai JR Pass, jadi enggak perlu bayar lagi)
  • Taksi 4200 yen (sekitar 540.000-an rupiah)

*harga di atas adalah harga sekali jalan

Harga taksi dari stasiun ke lokasi memang cukup mahal jika kamu pergi sendiri, jadi sebaiknya kamu patungan ongkos dengan teman. Saat itu saya pergi berdua dengan teman, ongkos yang dibagi dua masih agak mahal. Kamu bisa menghemat ongkos dengan berbagi taksi dengan turis lain, enggak perlu takut atau gengsi, karena mereka juga dengan senang hati berbagi tempat di taksi. Saat saya sampai ke stasiun Shiroishi Zao, saya kebetulan bertemu 2 orang turis yang terlihat sedang menunggu taksi menuju Zao Fox Village, lalu mencoba menawarkan naik taksi bersama. Pulangnya kamu bisa lebih mudah mencari orang untuk berbagi taksi, karena petugas di toko souvenir akan menawarkan untuk memesankan taksi sekaligus menawari orang lain yang ingin pulang bersama. Ongkos taksi yang dibagi berempat akan berasa lebih murah, tapi kalau kamu engga nyaman naik taksi dengan orang asing dan bersedia bayar mahal, silakan saja.

Desa Terbaik yang Pernah Saya Kunjungi

Deket-Deket Sama Rubah, Berani Gan?
super gemas

Tempat ini akan terasa sangat menyenangkan jika kamu menyukai hewan seperti saya. Saya bisa melihat tingkah rubah-rubah liar dari dekat, hewan yang tidak pernah saya temukan di Indonesia. Selain itu, saat saya mengunjungi tempat ini pada 16 Februari 2018, salju yang tebal masih menyelimuti seluruh desa, sehingga membuat Zao Fox Village terlihat sangat indah dan menenangkan. Perjalanan dari stasiun menuju Zao Fox Village juga menyajikan pemandangan pegunungan yang indah, jalanan yang berliku dengan hamparan salju di kanan dan kiri jalan. Ini adalah pertama kalinya saya melihat salju secara langsung, sehingga tempat ini sontak menjadi destinasa terbaik yang pernah saya kunjungi. Pengalaman ke Zao Fox Village menjadi highlight utama dari perjalanan 10 hari saya di Jepang.

Deket-Deket Sama Rubah, Berani Gan?
hibernasi

Akhir kata, jika suatu hari kamu diberikan jalan untuk mengunjungi rubah-rubah di Zao Fox Village, saya harap kamu tidak melanggar peraturan atau menyakiti rubah-rubah demi foto estetik belaka.

P.S : berikut sebuah video pendek tentang apa saja yang saya lakukan di Jepang:

One thought on “Tak Ingin Pulang dari Desa Rubah di Jepang

Add yours

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑